sumber: http://en.relationspeople.dk/cases/corporate-communication#/cases/corporate-communication |
Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporat) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, mereka harus sering merespons kepada publik internal dan eksternal. Oleh karena hukum-hukum baru memaksa perusahaan untuk berkomunikasi di banyak situasi yang dulunya mereka tidak terbiasa dikonfrontasi dan kebutuhan untuk terus-menerus merespons menunjukkan bahwa sumber daya yang berdedikasi dibutuhkan untuk mengatur aliran sistem komunikasi. Menurut penjelasan tersebut, Corporate Communication memiliki definisi yang sama dengan PR. Corporate Communication pun menjalankan fungsi-fungsi PR yang sudah kita ketahui.
Corporate Communication adalah pesan yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan, badan, atau lembaga kepada publik. “Publik”, baik dari internal yaitu karyawan, stakeholder, dan pemegang saham maupun eksternal seperti agens-agensi, mitra, media, pemerintah, badan industri dan institusi-institusi, serta masyarakat intelek dan masyarakat umum. Suatu organisasi harus mengomunikasikan pesan yang sama ke semua yang berkepentingan , untuk mengirimkan koherensi , kredibilitas dan etika. Jika salah satu esensi ini ada yang hilang, maka seluruh organisasi kemungkinan akan gagal. Corporate Communication membantu organisasi menjelaskan misi mereka, menggabungkan banyak visi dan nilai-nilai menjadi sebuah pesan kohesif kepada stakeholder.
Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel dan Charles Fombrun,
Komunikasi Korporat dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.
sumber: http://www.communicationcontrolling.de/en/knowledge/basic-principles.html |
Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication adalah sebuah sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis.
1. Corporate Communication dan Public Relations
Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara berbeda pula. Kata communication dan Corporate Communication sekarang sering digunakan untuk menyebut fungsi Public Relations di banyak organisasi/perusahaan/instansi.
Corporate Communication menghasilkan dan mempromosikan sebagai berikut :
- Budaya perusahaan yang kuat
- Identitas korporat
- Filosofi perusahaan
- Corporate citizenship
- Sebuah hubungan yang sesuai dan profesional terhadap pers, termasuk respons yang cepat dan bertanggung jawab terutama saat terjadi krisis
- Memahami alat komunikasi dan teknologinya
- Pendekatan untuk komunikasi global.
- Bagaimana organisasi berkomunikasi dengan karyawannya, pers, dan pelanggan dalam menjaga dan menghidupkan nilai perusahaan itu sendiri. Komunikasi perusahaan merupakan segala hal tentang mengelola persepsi dan memastikan:
- Efektif dan tepat waktu dalam penyebaran informasi Citra perusahaan yang positif hubungan yang lancar dan sejalan dengan stakeholder
Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-pemerintah atau badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi positif. Dalam kompetisi yang semakin meningkat saat ini, akses mudah terhadap informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi semakin penting. Oleh karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Corporate Communication kini telah muncul sebagai suatu ilmu dan seni manajemen persepsi.
2. Tugas utama Corporate Communication
Tanggung jawab Corporate Communication adalah:
· Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding);
· Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang diinginkan dan fitur merek;
· Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi;
· Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk membuat keputusan mengenai urusan komunikasi;
· Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan-tujuan perusahaan;
· Untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis internasional. (http://wikipedia.org)
3. Alat Corporate Communication
Komunikasi yang terintegrasi dapat dicapai dalam berbagai cara. Empat hal yang utama adalah:
- Penerapan sistem identitas visual
- Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu;
- Ketergantungan pada koordinasi;
- Adopsi sistem perencanaan terpusat.
Menurut penelitian, lebih dari setengah dari kepala Departement Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek, merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat, peluncuran produk, mengembangkan strategi perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR), meningkatkan persepsi investor/analis, dan mengelola krisis. (http://wikipedia.org)
Public Relation (PR) adalah fungsi manajemen di suatu perusahaan atau korporasi pada umumnya yang memiliki 4 unsur di dalamnya. Pertama, humas merupakan filsafat manajemen yang bersifat sosial; kedua, humas merupakan suatu pernyataan tentang filsafat tersebut dalam keputusan kebijaksanaan; ketiga, humas adalah tindakan akibat kebijaksanaan tersebut; dan keempat, humas merupakan komunikasi dua arah yang menunjang ke arah penciptaan kebijaksanaan ini kemudian menjelaskan, mengumumkan, mempertahakankan, atau mempromosikannya kepada publik sehingga memperoleh saling pengertian dan itikad baik.
Berdasarkan 4 unsur tersebut, PR di suatu perusahaan dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut terbagi menjadi beberapa bagian. Pembagian tugas di divisi PR dari suatu
perusahaan biasanya didasarkan pada kebutuhan dari perusahaan tersebut, sehingga biasanya pembagian divisi PR tidak selalu sama dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Pada umumnya divisi PR di suatu perusahaan terdiri dari: Institusional Relations, Media Relations, and Government Relations. Intitusional Relations atau hubungan antar lembaga dalam bahasa Indonesia adalah suatu bagian dari divisi PR di perusahaan yang bertugas melakukan jalinan hubungan ke lembaga-lembaga yang ada di masyarakat. Hubungan tersebut dilakukan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat atau lembaga yang ada di sekitar perusahaan. Hal tersebut penting dilakukan karena lembaga, komunitas, ataupun kumpulan masyarakat non lembaga merupakan stakeholder yang berpengaruh terhadap kegiatan dan keberlangsungan suatu perusahaan.
Sementara Media Relations atau hubungan dengan media adalah bagian dari divisi PR di suatu perusahaan yang bertugas untuk menjalin hubungan dengan media mainstreem pada umumnya. Media relation lebih bertugas untuk bagaimana berhubungan baik dengan media, mengatur arus informasi ke media sehingga isu yang muncul dapat terencana. Menjalin hubungan dengan media juga merupakan hal yang penting di dalam PR, karena media juga merupakan stakeholder.
Lalu bagian dari divisi PR selanjutnya adalah Government Relations atau hubungan dengan pemerintah. Pemerintah sebagai pemangku kekuasaan dianggap sebagai stakeholder yang sangat berpengaruh sehingga menjalin hubungan dengan pemerintah merupakan hal wajib yang dilakukan oleh PR suatu perusahaan. Karena apabila dilakukan pemetaan, ada 3 unsur penting bagi PR, yang pertama ada pemerintah, masyarakat, dan swasta. Ketiga unsur penting tersebut sangat berpengaruh di dalam masyarakat, sehingga dibutuhkan pendekatan, hubungan, dan pengelolaan terhadap ketiga unsur tersebut.
Dalam hal ini yang akan dibahas adalah bagian PR Institusional Relations atau hubungan antar lembaga di masyarakat. Dimana tugas dari Institusional Relations sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Tugas dari Institusional Relations sendiri adalah melakukan pengembangan masyarakat sekitar perusahaan, karena memang pada dasarnya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan masyarakat yang ada di sekitarnya.
Biasanya suatu perusahaan melakukan beberapa program terencana untuk pengembangan masyarakat. Program tersebut melibatkan masyarakat sebagai salah satu stakeholder perusahaan yang dianggap cukup berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan.
Melakukan pengembangan terhadap masyarakat atau community development merupakan tugas perusahaan yang biasanya dilakukan oleh PR dengan nama program Corporate Sosial Responsibility (CSR). CSR biasanya melakukan pengembangan terhadap beberapa bidang di masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan masih banyak lagi yang pada intinya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan.
Dalam konteks ini, citra bukanlah fokus utama dari PR, karena seperti yang dijelaskan di atas, bahwa salah satu tugas perusahaan adalah melakukan pengembangan kepada masyarakat. Sehingga apabila setelah itu mendapat outcome sebuah citra perusahaan maka itu merupakan sebuah tambahan.
sumber: http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1793650&show=html |
Kasus Perusahaan Ajinomoto
sumber: http://store.tempo.co/majalah/detail/MC201212050021/ajinomoto-halal-atau-haram#.UlD5o9L9UVA |
Permasalahan Perusahaan Ajinomoto yang dulu sempat menjadi pembicaraan di media cetak. Dahulu produk Ajinomoto ini pernah disinggung tentang halal atau nonhalal nya produk tersebut. Namun Perusahan Ajinomoto tetap optimis bahwa dimasa tersebut akan menuai keberhasilan dengan memakan waktu kurang lebih setahun lamanya. Walaupun di masa akan datang dia menyadari bahwa berat Ajinomoto telah melukai hati masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim sehingga menimbulkan trauma, antara yang muslim dan yang non muslim jelas proporsinya jauh lebih besar yang muslim. Apalagi setelah ditinggal beberapa bulan pasarnya telah ditempati pesaing. Namun solusi yang telah dijalankan yaitu dengan mengiklankan status halal dan komunikasi langsung dengan team direct sales force yang telah berikan pelatihan.
Solusi Pemecahannya :
1. Memulihkan posisi pasar Ajinomoto namun memakan waktu yang lama.
• Akan memakan banyak biaya yang besar pula untuk commitment dari Pemegang Saham.
• Namun meskipun memerlukan banyak biaya tetapi pengguna tidak bisa menghamburkan.
2. Kuncinya adalah bukan lagi di market marketing communication namun advertising, public relation, publicity, and promotion citra yang tidak baik menjadi lebih baik untuk dibahas lagi. Namun seorang Mass Comunications genius akan mengkomunikasikan kembali produk Ajinmoto secara efektif dan popular. Tetapi jangan diberi bobot strategis yang berlebihan.
3. Keadan ekonomi yang parah dan semaikn parah merupakan saat baik untuk Ajinomoto merebut pasar asal market yang sangan price sensitive dan information sensitive. Maka para pesaing tidak bisa menandingi komitmen. Pemegang saham Ajinomoto untuk mengembalikan posisi Ajinomoto , paru paru pesaing tidak cukup besar untuk diajak menyelam begitu lama.
4. Lalu menjalankan di distribution strategi Ajinomoto.
Antisipasi Ajinomoto di belakang Aksi politis
Tanpa mengesampingkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah, terutama presiden wahid, Ajinomoto melakukan antisipasi dini untuk mengembalikan kepercayaan konsumen yang sudah tinggal 30% dan omzet sebelumnya. Beberapa hal yang dilakukan oleh Ajinomoto adalah sebagai berikut:
a. Melakukan permintaan maaf melalui media massa, sekaligus menerangkan kronologi peristiwa yang terjadi dengan fatwa haram dari majelis ulama indonesia.
b. Menarik seluruh produk Ajinomoto dari jalur distribusi, baik distribusi modern ataupun distribusi tradisional, sekaligus menempelkan permohonan maaf di jalur-jalur distribusi Ajinomoto.
c. Mengapus kenangan lama Ajinomoto. salah satunya adalah dengan mengganti bintang iklan Paramitha Rusady dengan Dedy Mizwar yang memiliki citra lebih deket sebagai seorang muslim yang taat.
Didukung dengan tandingan presiden Abdurahman Wahid, Ajinomoto secara berangsur-angsur 8 bulan mampu mengembalikan pangsa pasar seperti sebelum terjadi krisis pencitraan.
Kuncinya adalah Kunci suksesnya adalah proses yang halal dan bahan baku proses juga harus halal, jangan setengah-setengah atau masih diperdebatkan. Memarketingkan kembali Ajinomoto akan lebih mudah kalau persoalan pokoknya bisa dituntaskan,
SIM adalah suatu sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem informasi manajemen bertujuan memenuhi kebutuhan informasi kepada manajer untuk smua perusahaannya dalam bentuk output maupun laporan berbagai simulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar