Sabtu, 16 November 2013

Toleransi Sebagai Wujud Kesadaran Pluralisme

Pluralisme dan Toleransi

Pembicara: Prof. Dr. dr. H. Hadiman SH, Msc
sumber: http://www.klikdokter.com/healthtalks/read/2010/09/17/71/irjen-pol-purn-dr-h-hadiman-spko-sh-mba-msc

Prinsip pluralisme sama juga persoalannya dengan prinsip toleransi. Ada banyak indikasi bahwa masyarakat hanya memahaminya secara sepintas lalu, sehingga toleransi menjadi seperti tidak lebih pada persoalan tata cara pergaulan yang ‘enak’ antara berbagai kelompok yang berbeda-beda. Padahal toleransi adalah persoalan prinsip, tidak sekedar prosedur.

Toleransi adalah persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Jika toleransi menghasilkan adat dan tata cara pergaulan yang enak antara berbagai kelompok yang berbeda-beda, maka hasil itu harus dipahami sebagai ‘hikmah dan manfaat’ dari pelaksanaan suatu ajaran yang benar. Hikmah atau manfaat itu adalah sekunder nilainya sedangkan yang primer adalah ajaran itu sendiri. Toleransi harus kita laksanakan dan wujudkan dalam masyarakat, sekalipun untuk kelompok tertentu, bisa jadi untuk diri kita sendiri, pelaksanaan toleransi secara konsekuen itu mungkin tidak menghasilkan sesuatu yang enak. Logika pandangan ‘tidak enak’ ini ialah akibat pelaksanaan suatu kebenaran hanya terjadi dalam dimensi terbatas, berjangka pendek, sedangkan kebaikan yang dihasilkan oleh pelaksanaan suatu kebenaran selalu berdimensi sangat luas, berjangka panjang, bahkan abadi, sama halnya dengan akibat buruk pelanggaran terhadap kebenaran itu yang juga berjangka panjang, dan mungki abadi.

PENTINGNYA RASA TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

sumber: http://freeschoolparagraph.blogspot.com/2012/05/tolerance-leads-to-happiness.html

Rasa toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, prilaku, pendapat dan lain sebagainya. Dengan perbedaan tersebut diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok masyarakat, dan kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lainnya.

Dalam pergaulan sehari-hari juga, kita harus bisa menghargai dan menghormati orang lain. Dalam pergaulan ada teman, dalam pertemanan juga banyak sekali perbedaan. Misalnya dari beda sifat, karakter, cara berpikir, dari fisik pun banyak perbedaan karena ada yang tinggi, ada yang pendek, ada yang kurus, dan ada yang gemuk. Tapi kita masih bisa berteman dengan baik, karena kita dapat saling mengerti dan tidak memperdulikan perbedaan yang ada. Kadang antara teman yang satu dengan yang lainnya bisa saling ejek, tapi kita harus tahu batasannya, jangan sampai terlalu memojokkan teman kita, jangan sampai menyakiti teman kita sendiri. Selain kita harus tahu batasan-batasannya, kita juga harus mengerti bahwa hal tersebut hanyalah bercanda yang tujuannya untuk mengakrabkan persahabatan yang sudah ada. Dalam hal ini, dibutuhkan suatu pengertian bahwa kita hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan seorang teman dalam hidupnya karena manusia adalah mahluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Sehingga dalam hal ini kita harus selalu memupuk rasa toleransi dengan selalu bersikap yang baik dan bisa menghargai orang lain.

sumber: http://haveyoureadthebible.com/moderate-christianity-why-tolerance-proves-ignorance/

Jadi dalam hal ini, rasa toleransi sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalani hidup di dunia ini, karena tanpa rasa saling menghargai dan saling menghormati, manusia tidak akan dapat hidup dengan tenang. Pertengkaran dan pertikaian mungkin akan terjadi apabila manusia tidak memiliki rasa toleransi terhadap orang lain, bahkan peperangan antar ras, suku, bangsa dan negara juga bisa terjadi. Oleh karena itu, konsep tentang toleransi harus diajarkan sejak dini agar setelah dewasa nanti bisa menjadi anak yang berbudi pekerti yang luhur. Dalam mengenalkan sikap toleransi pada anak dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap menghargai orang lain, memberikan contoh yang baik, mengajarkan berbicara dengan berhati-hati, dan bersikap jujur. Dengan begitu anak tersebut akan menanamkan sikap yang sama seiring perkembangannya.

Persoalan bangsa paling besar yang saat ini sedang kita hadapi adalah gagalnya relasi dan komunikasi. Wujud dari kegagalan tersebut adalah masyarakat yang berbahasa kasar, tingkah laku yang buruk, serta ketidaksopanan di antara sesama kita. Banyak orang menganggap enteng permasalahan tersebut, namun justru inilah kunci utama dalam menghadapi pluralisme. Masalah ini dapat terselesaikan apabila kita semua bisa menjalin hubungan baik terhadap semua orang dengan memperbaiki perilaku dan komunikasi kita.

Wujud dari persoalan bangsa kita yang besar adalah :
1. Ketidaksantunan masyarakatnya
2. Budi bahasa yang buruk
3. Goyahnya kebersamaan kebangsaan

John F. Kennedy memaparkan, seseorang yang telah pada tataran nasional: maka loyalitas pada kelompok harus sirna.
sumber: http://airows.com/airows-icon-john-f-kennedy/john-f-kennedy/

Menurutnya, manusia yang bermoral baik dinilai dari tiga hal, yaitu:
1. Mencintai sesamanya secinta-cintanya
2. Memberi kepada sesama seikhlas-ikhlasnya
3. Melayani sesamanya seikhlas-ikhlasnya

Selain itu, kita menjadi manusia juga harus memiliki integritas yang baik. Dalam hal ini, integritas yang dimaksud adalah:
1. Orang yang yakin dan setia pada kebenaran
2. Orang yang mengajak orang lain untuk berbuat baik
3. Orang yang melarang orang lain berbuat jahat

Mahatma Gandi menyatakan, tidak mungkin ada:
1. Politik tanpa prinsip
2. Berdagang tanpa modal
3. Kaya tanpa bekerja
4. Nikmat tanpa nurani
5. Ilmu tanpa moral
6. Ibadah tanpa pengorbanan

7 Prinsip utama organisasi adalah:

sumber: http://bobmaconbusiness.com/?p=5548

1. Pembagian pekerjaan yang jelas menurut tujuan, proses waktu ataupun lokasi.
2. Hubungan otoritas yang jelas.
3. Ruang lingkup yang jelas.
4. Kesatuan komando.
5. Pendelegasian tanggung jawab dan otoritas yang jelas.
6. Kerja sama melalui pelatihan dan komunikasi.
7. Job Analysis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar